berdiri memjenguk peradaban jiwa, dalam kekalutan silam yang masih membelenggu. hidup ada dalam nafas yang terhinggap di gedung masa. letih akan penungguan usang dalam madah madah ringkas yang terselimut hampa. lantas duduk barang seketika di buntut nafsu, reda amarah yang terlepas ini. aku telah lelah.
membendung jiwa yang lara, harus terus hidup sedang hati masih patah direnyuk sisa sisa lepas. kata kata khas hanya untuk membaik jiwa tidak lagi ada yang tersirat dan terlopong memandang aksara aku hanya menulis dari jiwa yang beralun, membisik nada nada puitis yang bergelombang dari dalam, hanyut mengikut alunan muzika itu. biar biar biar aku biar.
melankolik kata mereka.
dalam termenung aku melihat mereka. melankolik kata mereka. tersadung dalam hidup yang tak pasti, melankolik kata mereka. sedang natural nya kita hadap sendiri. kalau manusia itu bisa pupus, jangan ditanya sebabnya. kerana jiwa yang kosong itu tiada ubat walau mengisi air ke dalam telaga. melankolik kata meraka. Melankolik apa kalau sengsaranya kita rasa.