Wednesday, February 21, 2018

tidak mengapa Tuhan

tiada apa yang mustahil diatas sekeping kertas.

Redha mungkin adalah nikmat kehidupan yang paling indah. Ia melegakan hati hati yang meniginkan sesuatu. ia meredakan api api yang mengharap lalu dikecawakan atas sesuatu, redha umpama air yang melumpuhkan api api yang sedang merebak membakar jiwa jiwa manusia. barangkali sebelum hangus dihimpit kemahuan.

Tuhan mengerti kita, kita tidak mengerti Tuhan. kalaupun ada sepuluh kitab kita tidak akan mampu mengerti perihal Tuhan. walhal Tuhan telah mengenal kita sebelum sempat lagi kita lahir, dan untuk mengatakan tuhan mengenal kita sebelum kita lahir itu pun belum tepat setepatnya. Jadi mengapa kita ini mahu melebih lebihkan sesuatu dan mengurangi sesuatu.

Dia memanggil semula hati hati kecil ditengah laut itu ke tepian, kerana malam kian menjengah.

Aku redha dan berserah.

Tuesday, February 20, 2018

kita berani

mungkin kita belum cukup berani untuk hidup sebegini.

sekeping kertas yang putih tidak akan tercorak dengan sendirinya, walaupun kekadang ia akan berkulat dan punya corak sendiri, namun pada zahirnya sehelai kertas putih tidak akan tercorak dengan sendiri jika tidak ada tangan tangan yang rajin mencorak, dengan penuh rasa dan cinta menjadi lukisan indah.

sepotong kayu tidak akan terbakar jika tiada tangan tangan kuat yang memulakan nyalaan api, sehingga ia membakar memberi percikan haba panas yang menghangatkan malam malam yang sungguh dingin di tengah rimba, menghalang segala binatang buas yang ingin membaham jiwa jiwa yang sedang gersang.

begitu juga kita manusia yang telah sekian lama harus senantiasa sesat dalam usaha yang kian hari kian mensia sia. kita hanya perlukan satu percikan api untuk menyalakan jiwa jiwa itu. kita hanya perlukan secalit warna untuk mencorak kertas kertas putih itu, untuk menjadi sesuatu yang memberi erti.

kita harus tetap berani untuk memulakan calitan itu, memulakan percikan api itu supaya nantinya calitan itu bisa menjadi sekeping lukisan yang sangat indah, dan percikan api itu bisa menjadi penyedap malam yang dingin ini.

Mungkin kita hanya perlu sedikit keberanian untuk menyalakan api itu.

Sunday, February 11, 2018

menjenguk jatidiri

selalunya tangan ini menulis bila ada rasa nak menulis, dan sekarang aku punya rasa untuk menulis. susah dan kekadang keliru dengan segala macam jalan hidup. putus dan bersambung seperti tali, tinggalkan bekas dan ikatan yang jelas, malas berpuluh ikatan yang putus dan semula disambung. ikatan jatidiri. kalau lah hidup ini umpama mati, nescaya ikatan itu telah lama putus.

setiap dari jiwa jiwa yang wujud didalam diri, pastilah bererti. meskipun terkadang jiwa itu sendiri sesat dan malah menyesatkan yang lain, namun kembalilah keatas jalan yang lama, biarpun perit dan membengkak. esoknya jalan jalan ini akan memberi erti, paling tidak pun untuk mencapai desinasi yang mendepani. disana.

luas dan panjang padang ini, hijau dan mempersona. rumputnya tinggi dan berbunga. indah sangat. walau sekadar untuk jiwa jiwa yang sedang enak bermimpi. seperti kita.