menyambut tangannya yang dingin dikala suasana masih terus cemburu. dalam sarat-sarat bicara, terlopong menggaris seribu helai kata, bak harus dimengertikan semula, segala kata-kata dulu yang telah sarat menjadi sisa. Dan sisa sisa menjadi memori yang tak mungkin larut.
cuba memahami bahasa langit, dalam karya tinggi yang unik sukar untuk kita mengerti. atau harus kita belajar atau harus kita belajar lagi, dengan pena dan dakwat dengan kertas dengan guru, antara dosa antara pahala. kita pun bukan apa, sekelumit debu menjadi hama. larut dalam malam.
