Friday, April 9, 2021

berbondong bondong mengejar ilusi

kita masih tersepit dalam dunia asing yang jauh dari realiti. Kita masih terus mengejar dunia biru yang jauh dari nyata dan hanyut dalam peluh peluh keringat bangsa yang menagih simpati dari penguasa, yang hidup dibondong bondong belikat hamba. Kita masih dihasut pemikiran lama yang bila mana acuan menjadi arca. kita masih lupa. siapa kita.

lembut segala bicara yang terungkap diangkat menjadi petir petir indah. menjadi lelangit yang tinggi, tak terjangka minda manusia. hidup dan pengharapan yang lemah dalam ruang lingkup redup, dari madah madah yang indah itu. kita masih menuntun basikal tua, itu, yang mana kita bersama membelai impian lama, dalam kumit kumit senggeta. hanyut dan terhanyut. kita masih kita.

walau hidup sejuta lagi masa, kita masih kita terus menerus mengejar ilusi, bangsa yang aman, hidup dalam lingkaran yang tulus. bangsa yang aman ini, hidup dalam ruang yang tersesar dikeping keping bunga, yang tersalut indah. dalam ruang masa berbeda.

disana kau menanti aku. dibalik awan. keran ada lagi sekelumit cinta.